Allah answer pray in 3 ways : Allah says YES n gives u what u want Allah says NO n gives u something better Allah says WAIT n gives u the best in his own time
Pohon Mimba
Daunnya selintas kaya kedongdong y??
Bunga Tanaman Mimba
Bunga tanaman mimba yang merupakan cikal bakal buah mimba
Buah Mimba
Ini adalah gambar buah mimba....
Daun Mimba dan Daun Mindi
Terlihat jelas perbedaan daun mimba dan daun mindi
Resep pestisida nabati dari biji Mimba, salah satunya adalah :
1.
Kering anginkan biji mimba beserta kulit biji sampai kering agar tidak
berjamur.
2.
Giling biji dan kulit biji mimba sampai halus, kemudian saring dengan ayakan
(850 µm).
3
.Timbang 25-50 g serbuk biji mimba + 1 l air + 1 ml alkohol aduk rata, kemudian
rendam semalam (12 jam).
4.
Keesokan harinya rendaman bahan disaring dengan kain furing
5.
Larutan hasil penyaringan kemudian ditambah dengan 1 g deterjen atau 0,5 ml
perata (apsa), aduk rata dan larutan siap disemprotkan.
6.
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari, dengan volume semprot yang
memadai 400-600 l air, tergantung umur tanaman yang akan disemprot
Pembuatan
Ekstrak Air Daun Mimba
1. Blender 50 g daun mimba segar dengan 1 l air
+ 1 ml alkohol aduk rata, kemudian rendam semalam (12 jam).
2. Keesokan harinya rendaman bahan disaring dengan kain furing
3. Larutan hasil penyaringan kemudian ditambah dengan 1 g deterjen atau 0,5 ml
perata (apsa), aduk rata dan larutan siap disemprotkan.
Umumnya tanaman mimba ini dapat dimanfaatkan untuk membasmi berbagai hama secara umum. Namun, keefektifannya ini tergantung dari wilayah dan kerentanan hama yang ada. Masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai resep pestisida nabati ini.
Berdasarkan
kandungan bahan aktifnya, biji dan daun mimba mengandung azadirachtinmeliantriol,
salanin, dan nimbin, yang merupakan hasil metabolit sekunder dari tanaman
mimba. Senyawa aktif tanaman mimba tidak membunuh hama secara cepat, tapi berpengaruh terhadap
daya makan, pertumbuhan, daya reproduksi, proses ganti kulit, menghambat
perkawinan dan komunikasi seksual, penurunan daya tetas telur, dan menghambat
pembentukan kitin. Selain itu juga berperan sebagai pemandul. Selain bersifat
sebagai insektisida, tumbuhan tersebut juga memiliki sifat sebagai fungisida,
virusida, nematisida, bakterisida, mitisida dan rodentisida. Senyawa aktif
tersebut telah dilaporkan berpengaruh terhadap lebih kurang 400 serangga.
sebagai senyawa aktif utama,
Keunggulan Mimba
Pengendalian
hama dengan
menggunakan mimba sebagai insektisida nabati mempunyai beberapa keunggulan
antara lain :
Di alam senyawa
aktif mudah terurai, sehingga kadar residu relatif kecil, peluang untuk
membunuh serangga bukan sasaran rendah dan dapat digunakan beberapa saat
menjelang panen.
Cara kerja
spesifik, sehingga aman terhadap vertebrata (manusia dan ternak)
Tidak mudah
menimbulkan resistensi, karena jumlah senyawa aktif lebih dari satu.
Dengan
keunggulan di atas, maka akan dihasilkan produk pertanian dengan kualitas yang
prima, dan kelestarian ekosistem tetap terpelihara.
Kelemahan mimba
Persitensi
insektisida yang singkat kadang kurang menguntungkan dari segi ekonomis,
karena pada populasi yang tinggi diperlukan aplikasi yang berulang-ulang
agar mencapai keefektifan pengendalian yang maksimal.
Biaya produksi
lebih mahal, sehingga harga jualnya belum tentu lebih murah dari
insektisida sintetik.
Kendala
pengembangan mimba sebagai insektisida alami
Aplikasi kurang
praktis dan hasilnya tidak dapat segera dilihat, di samping itu petani
harus membuat sedia sendiri. Dengan alasan tersebut petani akan lebih
memilih pestisida kimia dari pada nabati.
Kurangnya dorongan
penentu kebijakan
Bahan, seperti
halnya biji mimba tidak tersedia secara berkesinambungan, hal
tersebut disebabkan karena biji mimba hanya dapat dipanen setahun sekali.
Frekuensi pemakaian
lebih tinggi, yang disebabkan karena sifat racunnya mudah terdegradasi
Memerlukan
persiapan yang agak lama, untuk mendapatkan konsentrasi bahan pestisida
yang baik harus dilakukan perendaman selama 12 jam (semalam).
Berdasarkan
hasil penelitian telah diperoleh bahwa ekstrak air biji mimba 50 g/l yang
diaplikasikan pada umur 8 hari efektif menekan serangan hama lalat kacang,
Ophiomyia phaseoli pada tanaman kedelai setara Karbofuran (Curater 3 G-6
kg/ha), Fipronil (Regent 50 EC-2 ml/l), dan Klorfirifos (Petroban200 EC-2 ml/l)
(Gambar 1) dengan memberikan nilai tambah sebesar Rp 80 400,- per hektar,
dibanding dengan tanpa pengendalian. Biji mimba yang diekstrak dengan pelarut
air (50 g/l) ditambah 0,5 ml perata/ha juga efektif menekan serangan tungau
merah pada ubikayu dengan mortalitas 70 %. Pada tanaman kacang hijau ekstrak
air biji mimba 50 g/l dapat menekan kehilangan hasil 13-45% terhadap hama penggerek polong Maruca testulalis, dan sebesar 21,5
% terhadap hama
Thrips bila dibanding tanpa pengendalian.
Hasil pengamatan di KP
Kendalpayak pada MT 2007 menunjukkan bahwa populasi ulat grayak,
Spodoptera lituraBemisia tabaci cukup tinggi. Rata-rata populasi ulat grayak
adalah 6 ekor ulat/6 ayunan (Gambar 2), sedang populasi kutu kebul mencapai
1300-1500 ekor /6 ayunan (Gambar 3) pada varietas Burangrang, Kaba, Ijen, yang
disemprot insektisida kimia, dibanding 1 ekor ulat/6 ayunan dan 100-700
ekor kutu kebul/6 ayunan pada varietas yang sama yang disemprot dengan serbuk
biji mimba 50 g/l air. Pada perlakuan penyemprotan serbuk biji mimba 50 g/l
air, predator laba-laba masih dijumpai, sedangkan pada perlakuan insektisida
kimia, tidak ditemukan adanya predator laba-laba (Gambar 2). Penampilan
tanaman yang diaplikasi dengan serbuk biji mimba juga baik (Gambar 4). Hasil
uji laboratorium terhadap ulat grayak Spodoptera litura. diperoleh bahwa
ekstrak air daun mimba (EDM) dan ekstrak air biji mimba (EBM) efektif menekan
populasi larva S. lituraS. Litura (Gambar 5). dan kutu kebul, masing-masing
sampai 83 % dan 93 %. Mortalitas larva pada perlakuan biji lebih tinggi bila
dibanding dengan perlakuan daun. Penggunaan EDM dengan konsentrasi 10 % (100
g/l) secara statistik tidak berbeda nyata dengan penggunaan EBM sebanyak 50
g/l. Semakin tinggi konsentrasi biji maupun daun yang digunakan semakin efektif
/ manjur dalam mematikan larva
Sampai
saat ini pestisida kimia masih merupakan satu-satunya senjata pamungkas petani
untuk pengendalian OPT di lahan pertanian, karena mudah didapat, tidak repot,
dan hasilnya segera dapat dilihat. Penggunaan pestisida oleh petani cenderung
sangat berlebihan, sehingga berdampak negatif terhadap konsumen maupun
ekosistem pertanian.
Salah
satu cara alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan
penggunaan pestisida nabati. Prinsip penggunaan pestisida nabati tersebut hanya
untuk mengurangi, dan bukan untuk meninggalkan pemakaian pestisida kimia,
karena efektivitasnya juga masih di bawah pestisida kimia.
Indonesia memiliki flora yang
sangat beragam, mengandung cukup banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan
sumber bahan insektisida yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Lebih dari 1500
jenis tumbuhan di dunia telah dilaporkan dapat berpengaruh buruk terhadap
serangga. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun.
Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati
adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan Rutaceae.
Mimba (Azadirachta indica A. Juss; Mileaceae),
merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida (pestisida nabati)
yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Tanaman ini tersebar di daratan India. Di
Indonesia tanaman ini banyak ditemukan di sekitar provinsi Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali, dan NTB. Dataran rendah dan
lahan kering dengan ketinggian 0-800 dpl. merupakan habitat yang terbaik untuk
pertumbuhan tanaman mimba. Penanaman dapat dilakukan melalui stek, cangkok, dan
biji. Pembibitan lewat biji dilakukan segera mungkin setelah panen. Biji yang
dijadikan benih, dimasukkan dalam karung basah selama 3-7 hari, atau direndam
semalam agar cepat berkecambah. Benih yang telah berkecambah kemudian dipindah
dalam polybag ukuran 30 cm yang berisi campuran tanah dan humus sampai tanaman
berumur 3 bulan. Pemindahan bibit ke lahan penanaman sebaiknya dilakukan pada
musim penghujan, agar tanaman tidak kekeringan. Tanaman mimba umumnya berbuah
pada umur 3-5 tahun, dan pada umur 10 tahun tanaman mulai
produktif
berbuah. Buah yang dihasilkan dapat mencapai 50 kg per pohon. Tanaman mimba
hanya berbuah setahun sekali (sekitar bulan Desember-Januari).
Bagian
tanaman mimba yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun dan
bijinya. Ekstrak daun dan biji mimba mengandung senyawa aktif utama
azadiraktin. Selain bersifat sebagai insektisida, mimba juga memiliki sifat
sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, maupun akarisida.
Indonesia memiliki flora yang sangat beragam, mengandung cukup banyak
jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang
dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Lebih dari 1500 jenis
tumbuhan di dunia telah dilaporkan dapat berpengaruh buruk terhadap
serangga. Di Indonesia terdapat 50 famili tumbuhan penghasil racun.
Famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida
nabati adalah Meliaceae, Annonaceae, Asteraceae, Piperaceae dan
Rutaceae.
Mimba (Azadirachta indica A. Juss;
Mileaceae), merupakan salah satu tumbuhan sumber bahan pestisida
(pestisida nabati) yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian hama.
Tanaman ini tersebar di daratan India. Di Indonesia tanaman ini banyak
ditemukan di sekitar provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan NTB.
Dataran rendah dan lahan kering dengan ketinggian 0-800 dpl. merupakan
habitat yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman mimba. Penanaman dapat
dilakukan melalui stek, cangkok, dan biji. Pembibitan lewat biji
dilakukan segera mungkin setelah panen. Biji yang dijadikan benih,
dimasukkan dalam karung basah selama 3-7 hari, atau direndam semalam
agar cepat berkecambah. Benih yang telah berkecambah kemudian dipindah
dalam polybag ukuran 30 cm yang berisi campuran tanah dan humus sampai
tanaman berumur 3 bulan. Pemindahan bibit ke lahan penanaman sebaiknya
dilakukan pada musim penghujan, agar tanaman tidak kekeringan. Tanaman
mimba umumnya berbuah pada umur 3-5 tahun, dan pada umur 10 tahun
tanaman mulai produktif berbuah. Buah yang dihasilkan dapat mencapai 50
kg per pohon. Tanaman mimba hanya berbuah setahun sekali (sekitar bulan
Desember-Januari).
Bagian
tanaman mimba yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati adalah daun
dan bijinya. Ekstrak daun dan biji mimba mengandung senyawa aktif utama
azadiraktin. Selain bersifat sebagai insektisida, mimba juga memiliki
sifat sebagai fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, maupun
akarisida.
Pohon, tinggi 8-15 m, bunga banci. Batang simpodial, kulit batang mengandung
gum, pahit. Daun menyirip gasal berpasangan. Anak daun dengan helaian berbentuk
memanjang lanset bengkok, panjang 3-10 cm, lebar 0,5-3,5 cm, pangkal runcing
tidak simetri, ujung runcing sampai mendekati meruncing, gundul tepi daun
bergerigi kasar, remasan berasa pahit, warna hijau muda. Bunga memiliki susunan
malai, terletak di ketiak daun paling ujung, 5-30 cm, gundul atau berambut
halus pada pangkal tangkai karangan, tangkai bunga 1-2 mm. Kelopak kekuningan,
bersilia, rata rata 1 mm. Mahkota putih kekuningan, bersilia, panjang 5-7 mm.
Benang sari membentuk tabung benang sari, sebelah luar gundul atau berambut
pendek halus, sebelah dalam berambut rapat. Putik memiliki panjang rata rata 3
mm, gundul. Buah bulat, hijau kekuningan 1,5-2 cm. Asal usul tidak jelas. Waktu
berbunga Maret - Desember. Tumbuh di daerah tropis, pada dataran rendah.
Tanaman ini tumbuh di daerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Madura pada ketinggian
sampai dengan 300 m dpl, tumbuh di tempat kering berkala, sering ditemukan di
tepi jalan atau di hutan terang.
Tanaman merupakan gudang bahan kimia yang kaya akan
kandungan berbagai jenis bahan aktif. Di dalam tanaman mungkin terkandung
puluhan atau ratusan, bahkan ribuan jenis bahan kimia, sehingga sangat sulit
untuk menentukan jenis dan fungsi atau manfaat setiap jenis kandungan bahan
aktif tersebut. Dikenal suatu kelompok bahan aktif yang disebut “Produk
metabolit sekunder” (Secondary metabolic products), dimana fungsinya
bagi tumbuhan tersebut dalam proses metabolismenya kurang jelas. Namun kelompok
ini dikenal berperan dalam hal berinteraksi atau berkompetisi, termasuk menjadi
bahan untuk melindungi diri dari gangguan pesaingnya (Kardinan, 2002).
Mimba,
terutama dalam biji dan daunnya mengandung beberapa komponen dari produksi
metabolit sekunder yang diduga sangat bermanfaat, baik dalam bidang pertanian
(pestisida dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obat-obatan). Beberapa
diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan
nimbidin (Ruskin, 1993). Azadirachtin sendiri terdiri dari
sekitar 17 komponen dan komponen yang mana yang paling bertanggung jawab sebagai
pestisida atau obat, belum jelas diketahui (Rembold, 1989). Mimba tidak membunuh
hama secara cepat, namun mengganggu hama pada proses makan, pertumbuhan,
reproduksi dan lainnya (Senrayan, 1997).
Buah dan Biji Mimba
Azadirachtin berperan
sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat kerja hormon ecdyson,
yaitu suatu hormon yang berfungsi dalam proses metamorfosa serangga. Serangga
akan terganggu pada proses pergantian kulit, ataupun proses perubahan dari telur
menjadi larva, atau dari larva menjadi kepompong atau dari kepompong menjadi
dewasa. Biasanya kegagalan dalam proses ini seringkali mengakibatkan kematian
(Chiu, 1988).
Salanin berperan sebagai
penurun nafsu makan (anti-feedant) yang mengakibatkan daya rusak serangga sangat
menurun, walaupun serangganya sendiri belum mati. Oleh karena itu, dalam
penggunaan pestisida nabati dari mimba, seringkali hamanya tidak mati seketika
setelah disemprot (knock down), namun memerlukan beberapa hari untuk mati,
biasanya 4-5 hari. Namun demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya
rusaknya sudah sangat menurun, karena dalam keadaan sakit (Ruskin, 1993).
Meliantriol berperan
sebagai penghalau (repellent) yang mengakibatkan serangga hama enggan mendekati
zat tersebut. Suatu kasus terjadi ketika belalang Schistocerca gregaria
menyerang tanaman di Afrika, semua jenis tanaman terserang belalang, kecuali
satu jenis tanaman, yaitu mimba (Sudarmadji, 1999). Mimbapun dapat merubah
tingkah laku serangga, khususnya belalang (insect behavior) yang tadinya
bersifat migrasi, bergerombol dan merusak menjadi bersifat solitair yang
bersifat tidak merusak (informasi lisan Prof. K. Untung).
Nimbin dan nimbidin
berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus, bakterisida, fungisida
sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan penyakit tanaman (Ruskin,
1993). Tidak terbatas hal itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan dipercaya
masyarakat sebagai obat tradisional yang mampu menyembuhkan segala jenis
penyakit pada manusia (Kardinan dan Taryono, 2003).
Selain mengandung
bahan-bahan tersebut di atas, di dalam tanaman mimba masih terdapat berpuluh,
bahkan beratus jenis bahan aktif yang merupakan produksi metabolit sekunder yang
belum teridentifikasi dan belum diketahui manfaatnya. Oleh karena itu,penelitian
mengenai penggalian potensi mimba masih banyak diperlukan.
Bukan manusia sempurna kok. Just wanna be a good person. Sangat tertarik dunia pertanian, seni, blogging...so...that's why blog ini ada. All About Azadirachta indica. That's my planning,,yeah, buat rencana tugas akhir ntar. Hohoho... Keep read this more....Hatur Nuhun..